(Kis4:13-21 ; Mrk16:9-15)
“Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk16:9-15).
Berefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”, itulah perintah Yesus kepada para murid setela Ia menampakkan Diri kepada mereka. Perintah ini juga terarah kepada kita semua yang percaya kepadaNya, maka marilah kita laksanakan atau hayati dalam hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Injil berarti warta gembira, maka memberitakan Injil berarti menyebarluaskan warta gembira. Kehadiran, sepak terjang maupun pelayanan kita kapanpun dan dimanapun hendaknya menjadi warta gembira bagi orang lain atau sesama, tentu saja kita sendiri semakin gembira atau selamat jiwa kita dan mereka yang menerima pelayanan atau kena dampak hidup dan cara bertindak kita juga semakin atau menjadi gembira, selamat jiwa dan raganya. Secara konkret pada waktu kini yang masih sarat dengan berbagai bencana alam seperti banjir, kelaparan atau kurang gizi, baiklah jika kita memperhatikan para korban dengan menyampaikan aneka kebutuhan mereka agar dapat hidup layak dan sejahtera secara sosio-ekonomis. Memang sejahtera secara ekonomis belum tentu menjamin kesejahteraan atau keselamatan jiwa, namun hemat saya orang yang sejahtera secara sosial-ekonomis akan lebih mudah untuk menuju ke keselamatan atau kesejahteraan jiwa. Setiap hari melalui aneka macam sarana media massa kita dapat menyaksikan atau membaca berbagai informasi perihal musibah atau bencana; semoga kita tergerak untuk ‘pergi dan memberitakan kabar baik’, berani melerpaskan sebagian harta benda/uang atau tenaga kita bagi korban musibah atau bencana. Ingatlah bahwa kita adalah murid atau pengikut Yesus, Penyelamat Dunia, maka dimana ada bagian dari dunia yang tidak selamat, ke sanalah kita dianggil atau diutus untuk mendatangi dan menyelamatkan.
· "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." (Kis4:19-20), demikian jawaban Petrus dan Yohanes, yang ditekan semakin keras oleh para Imam Besar Yahudi dalam persidangan. Mendengar jawaban tersebut para Imam Besar pun tidak berani menangkap mereka, bahkan melepaskan mereka. “Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.” (Kis4:21). Taat kepada Allah itulah yang harus kita tiru dan hayati di dalam hidup sehari-hari, dan itulah cirikhas orang beriman dan beragama. “Deus semper maior est” , Tuhan Allah senantiasa lebih besar, lebih kuat, lebih kuasa. Bersama dan bersatu dengan Allah tiada ketakutan sedikitpun, meskipun harus hidup dan bekerja atau berjuang sendirian. Rasanya di dunia ini lebih banyak orang yang hidup dan bersama dengan Allah, lebih banyak orang yang baik dan bermoral daripada orang jahat dan tak bermoral. Maka ketika kita berbuat baik dan bermoral pasti akan memperoleh dukungan banyak orang. Bukankah hal ini pernah terjadi di dunia ini, antara lain “people power” di Manila, Filipina yang menggulingkan dictator, presiden Marcos atau demo rakyat di Jakarta yang mengguling presiden Suharta? Pengalaman telah menunjukkan dan membuktikan bahwa taat kepada Allah, yang berarti hidup jujur, disiplin, tidak korupsi dst..memperoleh dukungan rakyat banyak dalam mengalahkan orang yang gila harta, kuasa/kedudukan dan kehormatan duniawi, maka marilah kita senantiasa taat kepada Allah dimanapun dan kapanpun juga.
“TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!" Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN. TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut.” (Mzm118:14-18)
Jakarta, 29 Maret 2008
Tgl 28Mar2008 oleh Rm.I. Sumarya, S.J


Tidak ada komentar:
Posting Komentar